Selasa, 25 Juni 2013
Jumat, 21 Juni 2013
Senin, 17 Juni 2013
Tanaman Kol atau Kubis
Tanaman kubis atau kol
tergolong tanaman sayuran yang
kebutuhannya cukup tinggi namun Sampai saat ini, tingkat produksi tanaman kubis
baik secara kuantitas maupun kualitas masih tergolong rendah. Hal ini
disebabkan antara lain karena tanah sudah miskin unsur hara akibat erosi dan
keselahan pengolahan tanah, pemupukan yang tidak berimbang, organism pengganggu
tanaman yang semakin resisten, cuaca dan iklim yang tidak menentu.
Untuk itu, CV. Lembah Kamuning salah satu perusahaan yang peduli terhadap permasalahan pertanian dan kelestarian lingkungan berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas namun tetap berpedoman pada pertanian sehat,produktip dan ramah lingkungan . Sehingga petani mampu bersaing di era pasar bebas.
FASE
PRA TANAM
1. Syarat tumbuh
· Tanaman
dapat ditanam sepanjang tahun
·
Tumbuh
dan berproduksi dengan baik pada ketinggian 800 m d.pl. ke atas, curah hujan
hujan cukup dan temperatur udara 15o
- 20o C.
·
Jenis
tanah yang dikehendaki gembur, bertekstur ringan atau sarang serta pH 6 - 6,5.
2. Pengelolaan
Tanah dan Air
·
Bersihkan
gulma dan sisa-sisa tanaman untuk menekan serangan penyakit seperti akar bengkak, busuk lunak, rebah
semai, dll. dengan cara dicabut dan dikumpulkan lalu dibakar atau bisa
dijadikan kompos
·
Jangan
menanam tanaman kubis-kubisan secara terus menerus dan lakukan pergiliran
tanaman
·
Gunakan
pupuk organik Z - TOE pada waktu
pengolahan tanah, untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan air
3. Persiapan Lahan
·
Lahan
dicangkul dan dibajak sedalam 20-30 cm
·
Media
persemaian terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang (kompos) halus dengan
perbandingan 1:1 dan ditambah 50ml Z-TOE untuk 25 kg pupuk kandang
·
Benih
direndam dalam air hangat + poc Z-TOE dosis 2 ml/lt air selama 0,5 - 1 jam lalu
diangin-anginkan
·
Sebarkan
benih secara merata dan teratur lalu ditutup karung goni selama 2-3 hari
·
Semprotkan
POC Z-TOE seminggu sekali dengan dosis 3-4 tutup/tangki
·
Lakukan
penyiraman setiap hari dengan gembor
·
Persemaian
dibuka setiap pagi sampai jam 10.00 dan sore mulai pukul 15.00
·
Amati
bibit kubis yang terserang penyakit tepung berbulu (Peronospora parasitica)
atau ulat daun pada daun pertama, dipetik dan dibuang daun yang terserang
FASE TANAM
1. Jarak tanam
Jarak tanam jarang 70 x 50 cm atau jarak tanam rapat 60 x 50 cm
2. Bibit
Bibit yang telah berumur 3 - 4 minggu memiliki 3 - 4 daun siap ditanam
3. Pemupukan
Pupuk dasar diberikan sehari sebelum tanam dengan dosis 150 kg/ha TSP, 25 kg/ha Urea, 100 kg/ha ZA dan 50 kg/ha KCl.
Pupuk dasar dicampur secara merata lalu diberikan pada lubang tanam yang telah diberi pupuk kandang, kemudian ditutup kembali dengan tanah.
4. Cara tanam
·
Buat
lubang tanam dengan tugal sesuai jarak tanam
·
Pilih
bibit yang segar dan sehat
·
Tanam
bibit pada lubang tanam
·
Bila
bibit disemai pada bumbung daun pisang langsung ditanam bersama bumbungnya
·
Bila
bibit disemai pada polybag plastik, keuarkan bibit dari polibag lalu baru
ditanam
·
Bila
disemai dalam bedengan ambil bibit beserta tanahnya sekitar 2-3 cm dari batang
sedalam 5 cm dengan
solet (sistem putaran)
·
Setelah
ditanam, siram bibit dengan air sampai basah
·
Kubis
dapat ditumpangsarikan dengan tomat dengan cara tanam : 2 baris kubis 1 baris
tomat. Tomat ditanam 3 atau 4 minggu sebelum kubis
FASE PRA PEMBENTUKAN
KROP (0 - 49 HARI )
·
Penyiraman
dilakukan tiap hari pada pagi atau sore hari
·
Pemupukan
susulan dilakukan pada umur 28 hari dengan dosis 25 kg/ha Urea, 100 kg/ha ZA
dan 50 kg/ha KCl
·
Penyemprotan
POC Z -TOE 3 - 4 tutup/tangki dilakukan
setiap 1 minggu sekali.
·
Penyiangan
(penggemburan dan pembubunan tanah) dilakukan pada umur 2 dan 4 minggu
·
Perempelan
cabang atau tunas-tunas samping dilakukan seawal mungkin supaya pembentukan
bunga optimal
·
Hama
yang menyerang pada fase ini antara lain Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.),
Ulat daun kubis (Plutella xylostella L.), Ulat krop kubis (Crocidolomia
binotalis Zell.), Ulat krop bergaris (Hellula undalis F.)
·
Lakukan
pengamatan tiap minggu sekali terhadap hama-hama tersebut mulai kubis umur 13
hari. Populasi tertinggi terjadi pada awal musim kemarau
·
Cara
pengendalian; kumpulkan dan musnah secara mekanik, sanitasi lingkungan.
·
Tanaman
muda yang mati karena penyakit rebah kecambah (Rhizoctonia solani Kuhn.)
dicabut, kemudian disulam dengan tanaman baru yang sehat.
FASE PEMBENTUKAN
CROP ( 50 - 90 HARI )
·
Penyiangan
secara manual dengan tangan perlu dilakukan sampai kira-kira satu minggu
sebelum panen
·
Lakukan
pengamatan lebih intensif terhadap hama yang merusak berat pada fase ini yaitu;
Ulat Daun Kubis (P. xylostella) dan Ulat krop kubis (C. binotalis), biasanya
Pebruari Maret
·
Serangan
hama menjelang panen tidak perlu dikendalikan (secara kimia)
PANEN DAN PASCA
PANEN
·
Kubis
dipanen setelah berumur 81- 105 hari
·
Ciri-ciri
kubis siap panen bila tepi daun krop terluar pada bagian atas krop sudah
melengkung ke luar dan berwarna agak
ungu, krop bagian dalam sudah padat.
·
Pada
saat panen diikursertakan dua helai daun hijau untuk melindungi krop
·
Jangan
sampai terjadi memar atau luka
· Amati
penyakit Busuk Lunak (Erwinia carotovora) dan Busuk Hitam (Xanthomonas
camprestris)
·
Daun-daun
kubis yang terinfeksi harus dibuang.
Selasa, 11 Juni 2013
PUPUK ORGANIK CAIR PLUS (POC) Z - TOE : BUDIDAYA TANAMAN PADI POC Z - TOE
PUPUK ORGANIK CAIR PLUS (POC) Z - TOE : BUDIDAYA TANAMAN PADI POC Z - TOE: BUDI DAYA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) By Ir.Madakir Di Indonesia produksi gabah padi pada saat ini baru me...
BUDI
DAYA KENTANG
(Solanum tuberosum L)
I.
PENDAHULUAN
Kentang merupakan tanaman dikotil
yang bersifat semusim dan berbentuk semak/herba. Batangnya yang berada di atas
permukaan tanah ada yang berwarna hijau, kemerah-merahan, atau ungu tua. Akan tetapi,
warna batang ini juga dipengaruhi oleh umur tanaman dan keadaan lingkungan.
Pada kesuburan tanah yang lebih baik atau lebih kering, biasanya warna batang
tanaman yang lebih tua akan lebih menyolok. Bagian bawah batangnya bisa
berkayu. Sedangkan batang tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak kuat dan
mudah roboh.
Kentang merupakan sumber utama karbohidrat, sebagai pengganti nasi.Kebutuhan kentang untuk industri makanan ringan sangat tinggi ,sehingga menjadi komoditi penting.Tanaman kentang tumbuh dengan baik pada dataran tinggi yang luasnya sangat kecil apabila dibanding dengan tanaman lainnya yang bisa tumbuh baik didataran rendah maupun dataran tinggi, sehingga perlu adanya tehnologi yang dapat meningkatkan produksi,supaya kebutuhan nasional dapat terpenuhi.
CV. LEMBAH KAMUNING berupaya meningkatkan produksi kentang nasiona
dengan visi pertanian sehat produktif dan ramah lingkungan, sehingga bisa
berkompetisi di era pasar global.
2. SYARAT PERTUMBUHAN
Kentang dapat
tumbuh dan berproduksi dengan baik bila ditanam pada kondisi lingkungan yang
sesuai dengan persyaratan tumbuhnya. Keadaan iklim dan tanah merupakan hal
penting yang perlu diperhatikan, di samping faktor penunjang lainnya. Kentang
dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi antara 500-3.000 m dpl. Dan, yang
terbaik adalah pada ketinggian 1.300 m dpl dengan suhu relatif sekitar 20°C.
Selain, itu daerah dengan curah hujan 200-300 mm setiap bulan atau 1.000 mm
selama masa pertumbuhan kentang merupakan daerah yang baik untuk pertumbuhan
kentang. Tanah yang baik untuk kentang adalah tanah yang subur, dalam, drainase
baik, dan pH antara 5-6,5. Pada tanah yang pHnya rendah, akan dihasilkan
kentang yang mutunya jelek
3. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
- Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tidak cacat, dan varitas unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya sampai generasi keempat saja. Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam.
- Bila bibit membeli (usahakan bibit yang bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa/dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan POC PLUS Z-TOE selama 1-3 jam dengan dosis satu tutup botol / 5 ltr air.
3.2. Pengolahan Media Tanam
Lahan dibajak sedalam 30-40 cm,siram atau semprotkan POC PLUS dengan dosis 2 – 3 ltr/ ha dan biarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan dengan lebar 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan buat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pemupukan Dasar
a. Pupuk anorganik berupa urea (100 kg/ha), SP 36 (100 kg/ha), dan KCl (35 kg/ha),setengan dari dosis rekomendasi setempat.
b. Berikan pupuk kandang 5-6 ton/ha (dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam) satu minggu sebelum tanam,
c. Pemberian POC PLUS Z-TOE sebagai pupuk dasar sudah diberikan pada waktu pengolahan tanah ( setelah pembajakan dengan tujuan mikroba bekerja meremah tanam lebih lama sebelum ada tanaman)
3.3.2.
Cara Penanaman
Jarak tanaman tergantung varietas, 80 cm x 40 cm atau 70 x 30 cm dengan kebutuhan bibit + 1.300-1.700 kg/ha (bobot umbi 30-45 gr). Waktu tanam diakhir musim hujan (April-Juni).
3.4.1. Penyulaman
Penyulaman untuk mengganti
tanaman yang tidak tumbuh/tumbuhnya jelek atau mati dilakukan 15 hari semenjak
tumbuh tunas.
3.4.2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan.
3.4.3. Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya prose pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.
3.4.4. Pemupukan Susulan
a.
Pupuk Makro
Urea/ZA: 21 hari setelah tanam (hst) 300 kg/ha dan 45 hst 150 kg/ha.
SP-36: 21 hst 250 kg/ha.
KCl: 21 hst 150 kg/ha dan 45 hst 75 kg/ha,pupuk makro bisa menggunakan setengah dari dosis rekomendasi setempat.
Pupuk makro diberikan jarak 10 cm dari batang tanaman.
b. POC PLUS Z-TOE
diberikan mulai umur 1 minggu s/d 10 atau 11
minggu,interval 1 minggu sekali dengan dosis 2 – 4 tutup botol/ tangki
(perhitungan umur setelah keluar tunas)
Pengairan 7 hari sekali secara rutin dengan di gembor, Power Sprayer atau
dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat menyerang daun hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) memangkas daun yang telah ditempeli telur; (2) sanitasi lingkungan.
Kutu daun (Aphis Sp)
Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus. Pengendalian: memotong dan membakar daun yang terinfeksi.
Orong-orong (Gryllotalpa Sp)
Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri. Pengendalian: Pengocoran Pestona.
Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael)
Gejala: daun berwarna merah tua dan terlihat jalinan seperti benang berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, terlihat lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian : Pennyemprotan pestisida hayati.
Hama trip ( Thrips tabaci )
Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, berubah menjadi abu-abu perak dan mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda. Pengendalian: (1) memangkas bagian daun yang terserang.
3.5.2. Penyakit
Penyakit busuk daun
Penyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun membusuk/mati. Pengendalian: sanitasi kebun.
Pencegahan dengan penggunaan POCPLUS Z-TOE sebelum
atau awal tanam.
Penyakit layu bakteri
Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Pencegahan dengan penggunaan POC PLUS Z-TOE sebelum atau awal tanam.
Penyakit busuk umbi
Penyebab: jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik.
Pencegahan dengan penggunaan POC PLUS Z-TOE sebelum atau awal tanam
Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium sp. Gejala: busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan pendangiran.
Pencegahan dengan penggunaan POC PLUS Z-TOE sebelum atau awal tanam.
Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang di daerah kering. Gejala: daun berbercak kecil tersebar tidak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian: pergiliran tanaman.
Penyakit karena virus
Virus yang menyerang adalah:
1.
Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun
menggulung;
2.
Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten
pada daun;
3.
Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau
nekrosis lokal;
4.
Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak;
(5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung;
5.
Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas.
Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi
kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati.
Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian,
kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang Epilachna
dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian: tidak ada pestisida untuk
mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit
bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit dan melakukan pergiliran tanaman.
3.6. Panen
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan (agak mengering) dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.
Senin, 10 Juni 2013
BUDIDAYA TANAMAN PADI POC Z - TOE
BUDI DAYA
TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) By
Ir.Madakir
Di Indonesia produksi
gabah padi pada saat ini baru mencapai rata rata 5 – 6 ton/ha, bahkan cenderung
menurun karena menurunnya tingkat kesuburan tanah akibat penggunaan pupuk kimia
yang tidak berimbang dan penggunaan pestisida yang berlebihan. Untuk itu CV LEMBAH
KAMUNING mengarahkan petani untuk merubah system yaitu menggunakan POC PLUS
Z_TOE, penggunaan pupuk kimia cukup 50 % dan menggunakan pestisida hayati . Sampai
pada saat yang tepat bebas kimia (Pertanian Organik) sesuai dengan visi
pertanian sehat, produktif dan ramah lingkungan.
Pupuk organic cair plus Z-
TOE adalah solusi untuk meningkatkan produksi gabah padi secara nyata sehingga
bisa meningkatkan pendapatan petani dan membantu tercapainya ketahanan
pangan nasional.
Syarat Tumbuh: tanaman padi
dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 -1500 m dpl, pH tanah berkisar 4 – 7, tanah olah dengan ketebalan minimal 20
cm , penyinaran matahari penuh dan sistim pengairan yang baik (padi adalah
tanaman darat bukan tanaman air atau padi adalah tanaman darat yang tidak
banyak membutuhkan air,air dibutuhkan hanya untuk membasahi tanah atau macak -
macak).
• PEDOMAN BUDI DAYA PADI SAWAH POLA Z- TOE
1. Benih
Untuk
membuat benih yang sehat maka gabah calon benih perlu direndam terlebih dahulu dengan
larutan air garam (yaitu larutan air garam yang apabila dimasukkan telur,maka
telur akan mengambang). Bibit yang baik adalah gabah yang
tenggelam, gabah yang terapung/mengambang di buang. Kemudian bibit direndam
dengan larutan POC Z-TOE dengan dosis 1 tutup botol /5 ltr
air selama 12 jam, selanjutnya perendaman dengan air biasa, kemudian diperam
selama 1- 2 hari sampai benih berkecambah serentak.
2.Pemeliharaan
Persemaian
Pengairan
pada persemaian dilakukan secara berangsur-angsur usahakan pucuk benih yang
baru tumbuh tidak terendam, ketinggian air pada persemaian cukup 1 cm hanya
menutup tanah. Benih umur 7 hari dan 15
hari, penyemprotan POC Z-TOE dengan dosis 4 tutup botol / tangki .
3. Persiapan
Lahan
Pengolahan tanah untuk Tanam padi pola
POC Z-TOE tidak berbeda dengan cara
pengolahan tanah untuk tanam padi cara konvensional atau cara lama pada umumnya
yaitu dilakukan untuk tujuan mendapatkan struktur tanah yang lebih baik bagi
tanaman. Pengolahan dilakukan dua minggu sebelum tanam dengan menggunakan
cangkul tangan atau cangkul kerbau atau traktor tangan sampai terbentuk
struktur lumpur.Permukaan tanah diratakan untuk mempermudah mengontrol dan
mengendalikan air. Dan 2-3 hari sebelum tanam sebaiknya tanah disemprot terlebih
dahulu dengan menggunakan POC Z-TOE dengan dosis 2-3 ltr/ha, sebagai pupuk
dasar organik pengganti pupuk kimia.
4.Pemindahan Benih
Benih siap
dipindahkan ke sawah/siap tanam pada umur 18 – 20 hari, dengan menggunakan POC
Z-TOE maka sudah bisa dipindahkan/tanam karena batang bawah sudah besar dan
keras, seragam. Pemindahan benih
dilakukan dalam keadaan sehat. Pencabutan benih dilakukan dengan hati-hati
usahakan akar jangan banyak yang putus, kemudian segera tanam.
5. Pengairan
Sistem tanam padi dengan pola POC Z-TOE
tidak membutuhkan genangan air yang terus
menerus, cukup dengan kondisi tanah yang
basah (macak‐macak). Penggenangan dilakukan hanya untuk mempermudah
pemeliharaan saja. Pada prakteknya pengolahan pada padi pola POC Z-TOE dapat
dilakukan sebagai berikut: pada umur 1 -10 hari Setelah Tanam (HST) tanaman
padi digenangi air dengan ketinggian rata‐rata 1 cm, kemudian pada umur 10 hari
dilakukan penyiangan. Setelah dilakukan penyiangan tanaman tidak digenangi air.
Untuk perlakuan yang masih membutuhkan penyiangan berikutnya, maka dua hari
menjelang penyiangan tanaman digenangi air. Pada saat tanaman berbunga, tanaman
digenangi air dan setelah padi matang susu tanaman tidak digenangi air kembali
sampai panen.
6.Pemeliharaan Tanaman dan Pemupukan
Pengendalian gulma akan lebih baik apabila dilakukan dengan cara di garok (jawa) bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah yaitu membuang gas beracun dan menyerap oksigen.
7.PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
6.Pemeliharaan Tanaman dan Pemupukan
Pengendalian gulma akan lebih baik apabila dilakukan dengan cara di garok (jawa) bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah yaitu membuang gas beracun dan menyerap oksigen.
- Pemupukan N P K S pertama dilakukan 7 – 12 hari setelah tanam, pemupukan 50% dari rekomendasi setempat.
- Pada umur 15 HST lakukan penyemprotan POC Z-TOE dengan dosis 1 ltr/ha atau 6 – 10 tutup botol/tangki isi 17 ltr, penyemprotan dilakukan pada pagi hari sampai pukul 9 dan sore hari mulai pukul 15.
- Pemupukan N P K S kedua dilakukan pada umur 25-28 HST, setengah dosis dari pemupukan pertama.
- Pada umur 30 HST penyemprotan POC Z-TOE dengan dosis 6 – 10 tutup botol/tangki.
- Pemupukan N P K S ketiga dilakukan pada umur 40 – 43 HST, setengah dosis dari pemupukan kedua.
- Pada umur 45 HST penyemprotan POC Z-TOE dengan dosis 6 – 10 tutup botol/ tangki .
- Penggunaan POC Z-TOE terakhir dilakukan pada saat padi berumur 60 atau 65 tergantung varietas atau padi sudah selesai berbunga.
- Hama putih (Nymphula depunctatil)
Genjala :Meyerang daun bibit ,kerusakan berupa
titik–titik
yang memanjang sejajar tulang
daun
,ulat menggulung daun padi.
Pengendalian :Dengan
cara pengaturan air yang
baik,penggunaan bibit yang seha,melepas
musuh alami
,menggugurkan tabung
daun.
- Padi thrips (Thrips oryzae )
Daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi, wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan wereng penyerang daun padi wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N.inpicticep), merusak dengan cara menghisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus.
Gejala :Tanaman menjadi kuning dan mengering,
sekelompok tanaman seperti terbakar,
tanaman yang tidak mengering menjadi
kerdil
Pengendalian :Bertanam padi serempak, menggunakan
varitas tahan wereng, membersihkan
lingkungan, melepas musuh alami seperti
laba-laba, kepinding dan kumbang lebah
- walang sangit (Leptocoriza acuta)
Gejala : Buah/gabah berkualitas rendah seperti
berkerut, berwarna coklat dan rasa tidak
enak pada daun terdapat bercak bekas
isapan
dan bulir padi berbintik bintik hitam.
P Pengendalian : Bertanam berserempak, peningkatan
kebersihan mengumpulkan
dan memusnakan
telur , melepas musuh
alami seperti jangkrik, laba-laba.
- Kepik hijau (nezara viridula)
Gejala :Pada batang tanaman bekas tusukan ,buah
padi yang diserang memiliki noda bekas
hisapan dan pertumbuahan
tanaman terganggu.
Pengendlian :Mengumpulkan dan
memusnahkan
telur-telurnya.
- Pengerek batang padi (tryporhyza innotata)terdiri atas : kuning
(T.incertulas), bergaris (chilo supressalis) dan merah jambu (sesamia inferes). Menyerang batang dan
pelepah daun.
Gejala :Pucuk tanam layu ,kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan
pada tanam sudah disebut hama ”sundep” dan pada tanaman bunting (pengisian
biji) disebut ”beluk”.
Pengendalian : Menggunakan varitas tahan, meningkatkan
kebersihan lingkungan, menggenangi sawah
selama 15 hari setalah panen agar kepompong mati, membakar jemari.
- Hama tikus ( rattus argentiventer)
Gejala : Adanya tanaman padi yang roboh
pada
petak sawah dan pada serangan
hebat ditengah petak tidak ada tanaman .
Pengendalian : Pergiliran tanaman, tanaman Legowo,
senitasi,
gropyokan, melepas musuh alami
seperti ular dan burung hantu.
- Burung
Menyerang mejelang panen, tangkai buah
punah,
biji berserakan.
Pengendalin : Mengusir dengan bunyi-bunyian
atau
orang-orangan.
- Penyakit Bercak Daun Coklat
Penyebab : jamur Helmintosporium.
Gejala : Menyerang
pelepah, malai, buah yang
baru tumbuh dan biji yang
baru berkecambah.
Biji berbercak-bercak
coklat tetapi tetap berisi padi dewasa
busuk kering, biji cabang busuk dan kecambah
mati.
Pencegahan dengan larutan POC Z-TOE benih direndam
selama 12 jam tanaman
padi tahan penyakit ini.
- Penyakit Blast
Penyebab : Jamur Pyricularia
oryzae.
Genjala : Menyerang
daun ,buku pada malai dan
ujung malai. Daun, gelang buku, tangkai
malai dan
cabang di dekat pangkal malai
membusuk. Pamasakan makanan
terhambat dan butiran padi mejadi
hampa.
Pengendalian :
Membakar sisa jarami, menggenangi
sawah, menanam varitas unggul, pemberian
pupuk disaat pertengahan fase
vegetative dan fase
pembetukan bulir.
- Busuk Pelepah Daun
Penyebab : Jamur
Vesertium moniliforme.
Genjala:menyerang malai dan biji mudah
menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar
membusuk.
Pengendalian : Merenggangkan
jarak tanam, akan lebih
baik jika
menggunakan system legowo
dan
mencelupkan akar benih dengan
larutan POC Z-TOE sebelum di tanam .
- Penyakit kresek/hawardaun
Penyebab : Bakteri Xanthomonas
camprestis
pivoryzae
Gejala : Menyerang daun dan titik tumbuh.
Terdapat garis-garis di antara tulang daun,
garis melepuh dan berisi cairan
kehitam-
hitaman, daun mongering dan mati
Pengendalian: menanam varitas tahan penyakit kresek
menghindari
luka mekanis, sanitasi
lingkungan.
- Penyakit Kerdil
Penyebab : virus ditularkan
oleh wereng coklat
Nilavata lugens.
Gejala : Menyerang
semua bagian tanaman, daun
menjadi pendek, sempit, berwarna hijau
kekuning–kuningan,
batang pendek, Buku-
buku pendek, anakan banyak tetapi kecil.
Pengendalian : Sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan
memusnahkan tanaman yang terserang.
- Penyakit Tungro
Penyebab : virus yang di
tularkan oleh wereng hijau
nephottix inpicticeps.
Gejala : Menyerang semua bagian tanaman,
pertumbuhan
tanaman kurang sempurna,
daun kuning hingga kecoklatan,
jumlah tunas barkurang,
pembuangan
tertunda, malai kecil dan tidak berisi.
Pengendalian : Menanam padi tahan wereng.
8. PANEN DAN PASCA PANEN
v Panen dilakukan jika butir gabah 80%
menguning dan tangkaian menunduk
v Alat yang digunakan ketam atau sabit
v Setelah panen segera dirontokan
malainya dengan perontok mesin atau tenaga manusia
v Kehilangan panen dapat ditekan apabila menggunakan alat perontok,
perbedaan hasil antara mesin perontok dengan banting bisa mencapai 20 %.
v Pengeringan bisa dilakukan dengan sinar matahari 2-3 hari Atau
dengan mesin pengering apabila musim hujan ,sampai kadar air yang di inginkan.
v Selanjutnya disimpan atau digiling ke
penggilingan beras jadilah beras siap
dikomsumsi.
Langganan:
Postingan (Atom)