Senin, 17 Juni 2013

Tanaman Kol atau Kubis

Tanaman kubis atau kol tergolong tanaman sayuran  yang kebutuhannya cukup tinggi namun Sampai saat ini, tingkat produksi tanaman kubis baik secara kuantitas maupun kualitas masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah sudah miskin unsur hara akibat erosi dan keselahan pengolahan tanah, pemupukan yang tidak berimbang, organism pengganggu tanaman yang semakin resisten, cuaca dan iklim yang tidak menentu.

Untuk itu, CV. Lembah Kamuning salah satu perusahaan yang peduli terhadap permasalahan pertanian dan kelestarian lingkungan berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas namun tetap berpedoman pada pertanian sehat,produktip dan ramah lingkungan . Sehingga petani mampu bersaing di era pasar bebas.







FASE PRA TANAM


1.    Syarat tumbuh

·    Tanaman dapat ditanam sepanjang tahun
·         Tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian 800 m d.pl. ke atas, curah hujan hujan cukup     dan temperatur udara 15o - 20o C.
·         Jenis tanah yang dikehendaki gembur, bertekstur ringan atau sarang serta pH 6 - 6,5.


2. Pengelolaan Tanah dan Air

·         Bersihkan gulma dan sisa-sisa tanaman untuk menekan serangan penyakit  seperti akar bengkak, busuk lunak, rebah semai, dll. dengan cara dicabut dan dikumpulkan lalu dibakar atau bisa dijadikan kompos
·         Jangan menanam tanaman kubis-kubisan secara terus menerus dan lakukan pergiliran tanaman
·         Gunakan pupuk organik  Z - TOE pada waktu pengolahan tanah,  untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air

3. Persiapan Lahan

·         Lahan dicangkul dan dibajak sedalam 20-30 cm
·         Media persemaian terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang (kompos) halus dengan perbandingan 1:1 dan ditambah 50ml Z-TOE untuk 25 kg pupuk kandang
·         Benih direndam dalam air hangat + poc Z-TOE dosis 2 ml/lt air selama 0,5 - 1 jam lalu diangin-anginkan
·         Sebarkan benih secara merata dan teratur lalu ditutup karung goni selama 2-3 hari
·         Semprotkan POC Z-TOE seminggu sekali dengan dosis 3-4 tutup/tangki
·         Lakukan penyiraman setiap hari dengan gembor
·         Persemaian dibuka setiap pagi sampai jam 10.00 dan sore mulai pukul 15.00
·         Amati bibit kubis yang terserang penyakit tepung berbulu (Peronospora parasitica) atau ulat daun pada daun pertama, dipetik dan dibuang daun yang terserang


FASE TANAM

1. Jarak tanam

Jarak tanam jarang 70 x 50 cm atau jarak tanam rapat 60 x 50 cm

2. Bibit

Bibit yang telah berumur 3 - 4 minggu memiliki 3 - 4 daun siap ditanam

3. Pemupukan

Pupuk dasar diberikan sehari sebelum tanam dengan dosis 150 kg/ha TSP, 25 kg/ha Urea, 100 kg/ha ZA dan 50 kg/ha KCl.
Pupuk dasar dicampur secara merata lalu diberikan pada lubang tanam yang telah diberi pupuk kandang, kemudian ditutup kembali dengan tanah.

4. Cara tanam

·         Buat lubang tanam dengan tugal sesuai jarak tanam
·         Pilih bibit yang segar dan sehat
·         Tanam bibit pada lubang tanam
·         Bila bibit disemai pada bumbung daun pisang langsung ditanam bersama bumbungnya
·         Bila bibit disemai pada polybag plastik, keuarkan bibit dari polibag lalu baru ditanam
·         Bila disemai dalam bedengan ambil bibit beserta tanahnya sekitar 2-3 cm dari batang sedalam 5 cm dengan solet (sistem putaran)
·         Setelah ditanam, siram bibit dengan air sampai basah
·         Kubis dapat ditumpangsarikan dengan tomat dengan cara tanam : 2 baris kubis 1 baris tomat. Tomat ditanam 3 atau 4 minggu sebelum kubis

FASE PRA PEMBENTUKAN KROP (0 - 49 HARI )

·         Penyiraman dilakukan tiap hari pada pagi atau sore hari
·         Pemupukan susulan dilakukan pada umur 28 hari dengan dosis 25 kg/ha Urea, 100 kg/ha ZA dan 50 kg/ha KCl
·         Penyemprotan POC Z -TOE 3 - 4 tutup/tangki  dilakukan setiap 1 minggu sekali.
·         Penyiangan (penggemburan dan pembubunan tanah) dilakukan pada umur 2 dan 4 minggu
·         Perempelan cabang atau tunas-tunas samping dilakukan seawal mungkin supaya pembentukan bunga optimal
·         Hama yang menyerang pada fase ini antara lain Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.), Ulat daun kubis (Plutella xylostella L.), Ulat krop kubis (Crocidolomia binotalis Zell.), Ulat krop bergaris (Hellula undalis  F.)
·         Lakukan pengamatan tiap minggu sekali terhadap hama-hama tersebut mulai kubis umur 13 hari. Populasi tertinggi terjadi pada awal musim kemarau
·         Cara pengendalian; kumpulkan dan musnah secara mekanik, sanitasi lingkungan.
·         Tanaman muda yang mati karena penyakit rebah kecambah (Rhizoctonia solani Kuhn.) dicabut, kemudian disulam dengan tanaman baru yang sehat.



FASE PEMBENTUKAN CROP ( 50 - 90 HARI )

·         Penyiangan secara manual dengan tangan perlu dilakukan sampai kira-kira satu minggu sebelum panen
·         Lakukan pengamatan lebih intensif terhadap hama yang merusak berat pada fase ini yaitu; Ulat Daun Kubis (P. xylostella) dan Ulat krop kubis (C. binotalis), biasanya Pebruari Maret
·         Serangan hama menjelang panen tidak perlu dikendalikan (secara kimia)

PANEN DAN PASCA PANEN

·         Kubis dipanen setelah berumur 81- 105 hari
·         Ciri-ciri kubis siap panen bila tepi daun krop terluar pada bagian atas krop sudah melengkung  ke luar dan berwarna agak ungu, krop bagian dalam sudah padat.
·         Pada saat panen diikursertakan dua helai daun hijau untuk melindungi krop
·         Jangan sampai terjadi memar atau luka
·   Amati penyakit Busuk Lunak (Erwinia carotovora) dan Busuk Hitam (Xanthomonas camprestris)

·         Daun-daun kubis yang terinfeksi harus dibuang.

Selasa, 11 Juni 2013

PUPUK ORGANIK CAIR PLUS (POC) Z - TOE : BUDIDAYA TANAMAN PADI POC Z - TOE

PUPUK ORGANIK CAIR PLUS (POC) Z - TOE : BUDIDAYA TANAMAN PADI POC Z - TOE: BUDI DAYA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) By Ir.Madakir              Di Indonesia  produksi gabah padi pada saat ini baru me...
BUDI DAYA KENTANG 
(Solanum tuberosum L)


I.                     PENDAHULUAN  
                                                                                            
Kentang merupakan tanaman dikotil yang bersifat semusim dan berbentuk semak/herba. Batangnya yang berada di atas permukaan tanah ada yang berwarna hijau, kemerah-merahan, atau ungu tua. Akan tetapi, warna batang ini juga dipengaruhi oleh umur tanaman dan keadaan lingkungan. Pada kesuburan tanah yang lebih baik atau lebih kering, biasanya warna batang tanaman yang lebih tua akan lebih menyolok. Bagian bawah batangnya bisa berkayu. Sedangkan batang tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak kuat dan mudah roboh.


Kentang  merupakan sumber utama karbohidrat, sebagai pengganti nasi.Kebutuhan kentang untuk industri makanan ringan sangat tinggi ,sehingga menjadi komoditi penting.Tanaman kentang tumbuh dengan baik pada dataran tinggi yang luasnya sangat kecil apabila dibanding dengan tanaman lainnya yang bisa tumbuh baik didataran rendah maupun dataran tinggi, sehingga perlu adanya tehnologi yang dapat meningkatkan produksi,supaya kebutuhan nasional dapat terpenuhi.

CV. LEMBAH KAMUNING  berupaya meningkatkan produksi kentang nasiona dengan visi pertanian sehat produktif dan ramah lingkungan, sehingga bisa berkompetisi di era pasar global.


2.             SYARAT PERTUMBUHAN

Kentang dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik bila ditanam pada kondisi lingkungan yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya. Keadaan iklim dan tanah merupakan hal penting yang perlu diperhatikan, di samping faktor penunjang lainnya. Kentang dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi antara 500-3.000 m dpl. Dan, yang terbaik adalah pada ketinggian 1.300 m dpl dengan suhu relatif sekitar 20°C. Selain, itu daerah dengan curah hujan 200-300 mm setiap bulan atau 1.000 mm selama masa pertumbuhan kentang merupakan daerah yang baik untuk pertumbuhan kentang. Tanah yang baik untuk kentang adalah tanah yang subur, dalam, drainase baik, dan pH antara 5-6,5. Pada tanah yang pHnya rendah, akan dihasilkan kentang yang mutunya jelek







 3.            PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

3.1. Pembibitan

- Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tidak cacat, dan varitas unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya sampai generasi keempat saja. Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam.

- Bila bibit membeli (usahakan bibit yang bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa/dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan POC PLUS     Z-TOE selama 1-3 jam dengan dosis satu tutup botol / 5 ltr air.

3.2. Pengolahan Media Tanam

Lahan dibajak sedalam 30-40 cm,siram atau semprotkan POC PLUS  dengan dosis 2 – 3 ltr/ ha dan biarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan dengan lebar 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan buat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.


3.3. Teknik Penanaman

  3.3.1. Pemupukan Dasar

a.      Pupuk anorganik berupa urea (100 kg/ha), SP 36 (100 kg/ha), dan KCl (35 kg/ha),setengan dari dosis rekomendasi setempat.

b.      Berikan pupuk kandang 5-6 ton/ha (dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam) satu minggu sebelum tanam,
c.       Pemberian POC  PLUS  Z-TOE sebagai pupuk dasar sudah diberikan pada waktu pengolahan tanah          ( setelah       pembajakan dengan tujuan mikroba bekerja meremah tanam lebih lama sebelum ada tanaman)




   3.3.2. Cara Penanaman

Jarak tanaman tergantung varietas, 80 cm x 40 cm atau 70 x 30 cm dengan kebutuhan bibit + 1.300-1.700 kg/ha (bobot umbi 30-45 gr). Waktu tanam diakhir musim hujan (April-Juni).




 3.4. Pemeliharaan Tanaman

3.4.1. Penyulaman

Penyulaman untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh/tumbuhnya jelek atau mati dilakukan 15 hari semenjak tumbuh tunas.


3.4.2. Penyiangan

Penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan.

3.4.3. Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya prose pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.






3.4.4. Pemupukan Susulan

a.                   Pupuk Makro

Urea/ZA: 21 hari setelah tanam (hst) 300 kg/ha dan 45 hst 150 kg/ha.
SP-36: 21 hst 250 kg/ha.

KCl: 21 hst 150 kg/ha dan 45 hst 75 kg/ha,pupuk makro bisa menggunakan setengah dari dosis rekomendasi setempat.

Pupuk makro diberikan jarak 10 cm dari batang tanaman.

b.        POC PLUS   Z-TOE  

diberikan mulai umur 1 minggu s/d 10 atau 11 minggu,interval 1 minggu sekali dengan dosis 2 – 4 tutup botol/ tangki (perhitungan umur setelah keluar tunas)







3.4.5. Pengairan


Pengairan 7 hari sekali secara rutin dengan di gembor, Power Sprayer atau dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).





3.5. Hama dan Penyakit








3.5.1. Hama

Ulat grayak (Spodoptera litura)

Gejala: ulat menyerang daun hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) memangkas daun yang telah ditempeli telur; (2)  sanitasi lingkungan.


Kutu daun (Aphis Sp)

Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus. Pengendalian: memotong dan membakar daun yang terinfeksi.

Orong-orong (Gryllotalpa Sp)

Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri. Pengendalian: Pengocoran Pestona.

Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael)

Gejala: daun berwarna merah tua dan terlihat jalinan seperti benang berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, terlihat lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian : Pennyemprotan pestisida hayati.

Hama trip ( Thrips tabaci )

Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, berubah menjadi abu-abu perak dan mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda. Pengendalian: (1) memangkas bagian daun yang terserang.





3.5.2. Penyakit

Penyakit busuk daun
 
Penyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun membusuk/mati. Pengendalian: sanitasi kebun.
Pencegahan dengan penggunaan POCPLUS Z-TOE sebelum atau awal tanam.





Penyakit layu bakteri

Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Pencegahan dengan penggunaan POC PLUS  Z-TOE  sebelum atau awal tanam.


Penyakit busuk umbi

Penyebab: jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik.
Pencegahan dengan penggunaan POC PLUS       Z-TOE  sebelum atau awal tanam


Penyakit fusarium

Penyebab: jamur Fusarium sp. Gejala: busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan pendangiran.

Pencegahan dengan penggunaan POC PLUS  Z-TOE   sebelum atau awal tanam.


Penyakit bercak kering (Early Blight)

Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang di daerah kering. Gejala: daun berbercak kecil tersebar tidak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian: pergiliran tanaman.



Penyakit karena virus

Virus yang menyerang adalah:

1.       Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung;
2.       Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun;
3.       Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal;
4.       Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung;
5.       Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati.

Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian: tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit  dan melakukan pergiliran tanaman.



3.6. Panen

Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan (agak mengering) dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.
























Senin, 10 Juni 2013

BUDIDAYA TANAMAN PADI POC Z - TOE



BUDI DAYA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) By Ir.Madakir

            Di Indonesia  produksi gabah padi pada saat ini baru mencapai rata rata 5 – 6 ton/ha, bahkan cenderung menurun karena menurunnya tingkat kesuburan tanah akibat penggunaan pupuk kimia yang tidak berimbang dan penggunaan pestisida yang berlebihan. Untuk itu CV LEMBAH KAMUNING mengarahkan petani untuk merubah system yaitu menggunakan POC PLUS Z_TOE, penggunaan pupuk kimia cukup 50 % dan menggunakan pestisida hayati . Sampai pada saat yang tepat bebas kimia (Pertanian Organik) sesuai dengan visi pertanian sehat, produktif dan ramah lingkungan.

Pupuk organic cair plus Z- TOE adalah solusi untuk meningkatkan produksi gabah padi secara nyata sehingga bisa meningkatkan pendapatan petani dan membantu tercapainya ketahanan pangan  nasional.

Syarat Tumbuh: tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 -1500 m dpl, pH tanah berkisar  4 – 7, tanah olah dengan ketebalan minimal 20 cm , penyinaran matahari penuh dan sistim pengairan yang baik (padi adalah tanaman darat bukan tanaman air atau padi adalah tanaman darat yang tidak banyak membutuhkan air,air dibutuhkan hanya untuk membasahi tanah atau macak - macak).

• PEDOMAN BUDI DAYA PADI SAWAH POLA Z- TOE             
     1. Benih 
                                                                                                                                               Untuk membuat benih yang sehat maka gabah calon benih perlu direndam terlebih dahulu dengan larutan air garam (yaitu larutan air garam yang apabila dimasukkan telur,maka telur akan mengambang). Bibit yang baik adalah gabah yang
tenggelam, gabah yang terapung/mengambang di buang. Kemudian bibit direndam dengan  larutan  POC Z-TOE dengan dosis 1 tutup botol /5 ltr air selama 12 jam, selanjutnya perendaman dengan air biasa, kemudian diperam selama 1- 2 hari sampai benih berkecambah serentak. 
                                                       
2.Pemeliharaan Persemaian

Pengairan pada persemaian dilakukan secara berangsur-angsur usahakan pucuk benih yang baru tumbuh tidak terendam, ketinggian air pada persemaian cukup 1 cm hanya menutup tanah. Benih umur 7 hari dan  15 hari,  penyemprotan POC Z-TOE  dengan dosis 4 tutup botol / tangki .   
                                                                                                                              
3. Persiapan Lahan       
    
Pengolahan tanah untuk Tanam padi pola POC Z-TOE  tidak berbeda dengan cara pengolahan tanah untuk tanam padi cara konvensional atau cara lama pada umumnya yaitu dilakukan untuk tujuan mendapatkan struktur tanah yang lebih baik bagi tanaman. Pengolahan dilakukan dua minggu sebelum tanam dengan menggunakan cangkul tangan atau cangkul kerbau atau traktor tangan sampai terbentuk struktur lumpur.Permukaan tanah diratakan untuk mempermudah mengontrol dan mengendalikan air. Dan 2-3 hari sebelum tanam sebaiknya tanah disemprot terlebih dahulu dengan menggunakan POC    Z-TOE dengan dosis 2-3 ltr/ha, sebagai pupuk dasar organik pengganti pupuk kimia.

4.Pemindahan   Benih            
                                                                                                                                   Benih siap dipindahkan ke sawah/siap tanam pada umur 18 – 20 hari, dengan menggunakan POC Z-TOE maka sudah bisa dipindahkan/tanam karena batang bawah sudah besar dan keras,  seragam. Pemindahan benih dilakukan dalam keadaan sehat. Pencabutan benih dilakukan dengan hati-hati usahakan akar jangan banyak yang putus, kemudian segera tanam.  

5. Pengairan
Sistem tanam padi dengan pola POC Z-TOE tidak membutuhkan genangan air yang terus menerus, cukup dengan kondisi tanah yang basah (macak‐macak). Penggenangan dilakukan hanya untuk mempermudah pemeliharaan saja. Pada prakteknya pengolahan pada padi pola POC Z-TOE dapat dilakukan sebagai berikut: pada umur 1 -10 hari Setelah Tanam (HST) tanaman padi digenangi air dengan ketinggian rata‐rata 1 cm, kemudian pada umur 10 hari dilakukan penyiangan. Setelah dilakukan penyiangan tanaman tidak digenangi air. Untuk perlakuan yang masih membutuhkan penyiangan berikutnya, maka dua hari menjelang penyiangan tanaman digenangi air. Pada saat tanaman berbunga, tanaman digenangi air dan setelah padi matang susu tanaman tidak digenangi air kembali sampai panen.

6.Pemeliharaan Tanaman dan Pemupukan 

Pengendalian gulma akan lebih baik apabila dilakukan dengan cara di garok (jawa) bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah  yaitu membuang gas beracun dan menyerap oksigen. 


  • Pemupukan N P K S pertama dilakukan 7 – 12 hari setelah tanam, pemupukan 50% dari rekomendasi setempat.  

  • Pada umur 15 HST lakukan penyemprotan POC Z-TOE  dengan dosis 1 ltr/ha atau  6 – 10 tutup botol/tangki isi 17 ltr, penyemprotan dilakukan pada pagi hari sampai pukul 9 dan sore hari mulai pukul 15.                                                                                                                                 

  • Pemupukan N P K S kedua dilakukan pada umur 25-28 HST, setengah dosis dari pemupukan pertama.                                                                                                                       

  • Pada umur 30 HST penyemprotan POC Z-TOE  dengan dosis 6 – 10 tutup botol/tangki.                                                                                                            

  • Pemupukan  N P K  S ketiga dilakukan pada umur 40 – 43 HST, setengah dosis dari pemupukan kedua.                                                                                                    

  • Pada umur 45 HST penyemprotan POC Z-TOE   dengan dosis 6 – 10 tutup botol/ tangki .                                                                                                    

  • Penggunaan POC Z-TOE terakhir dilakukan pada saat padi berumur  60 atau 65 tergantung varietas  atau padi sudah selesai berbunga.

7.PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT    

  • Hama putih (Nymphula depunctatil)
Genjala                :Meyerang daun bibit ,kerusakan berupa
                              titik–titik yang memanjang sejajar tulang
                              daun ,ulat menggulung daun padi.

Pengendalian       :Dengan cara pengaturan air yang
                              baik,penggunaan bibit yang seha,melepas
                              musuh alami ,menggugurkan tabung
                              daun.
                        
  • Padi  thrips (Thrips oryzae )
Daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi, wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan wereng penyerang daun padi wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N.inpicticep), merusak dengan cara menghisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus.

Gejala                   :Tanaman menjadi kuning dan mengering,
                               sekelompok tanaman seperti terbakar,
                               tanaman yang tidak mengering menjadi  
                               kerdil

Pengendalian         :Bertanam padi serempak, menggunakan
                                varitas tahan wereng,  membersihkan
                              lingkungan, melepas musuh alami seperti
                              laba-laba, kepinding dan kumbang lebah    

  • walang sangit (Leptocoriza acuta) 
Gejala             : Buah/gabah berkualitas rendah seperti
                         berkerut, berwarna coklat dan rasa tidak
                       enak pada daun terdapat bercak bekas isapan
                        dan bulir padi berbintik bintik hitam.

P                    Pengendalian  : Bertanam berserempak, peningkatan
                                                      kebersihan mengumpulkan  
                                                     dan memusnakan telur , melepas musuh 
                                                     alami seperti jangkrik, laba-laba.

  • Kepik hijau (nezara viridula) 
   Gejala              :Pada batang tanaman bekas tusukan ,buah
                             padi yang diserang   memiliki noda bekas
                             hisapan dan pertumbuahan 
                             tanaman terganggu.

Pengendlian        :Mengumpulkan dan memusnahkan 
                             telur-telurnya. 
  • Pengerek batang padi (tryporhyza innotata)terdiri atas : kuning (T.incertulas), bergaris (chilo supressalis) dan merah jambu (sesamia inferes). Menyerang batang dan pelepah daun.
 Gejala     :Pucuk tanam layu ,kering berwarna  kemerahan dan mudah   dicabut, daun  mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanam sudah disebut hama ”sundep” dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut ”beluk”.

Pengendalian  :   Menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan  lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setalah panen agar kepompong mati, membakar jemari.

  • Hama tikus ( rattus argentiventer)
Gejala            : Adanya tanaman padi yang roboh pada
                         petak sawah dan pada serangan 
                         hebat ditengah petak tidak ada tanaman .

Pengendalian  :    Pergiliran tanaman, tanaman Legowo,
                             senitasi, gropyokan, melepas musuh alami
                             seperti ular dan burung hantu.
  •  Burung 
Menyerang mejelang panen, tangkai buah punah, 
biji berserakan.

Pengendalin    :    Mengusir dengan bunyi-bunyian atau
                             orang-orangan.
  •  Penyakit Bercak Daun Coklat
Penyebab        :    jamur Helmintosporium.

Gejala             :    Menyerang pelepah, malai, buah yang
                             baru tumbuh dan biji yang 
                             baru berkecambah.
                       
Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi padi dewasa
busuk kering, biji cabang busuk dan kecambah mati.
Pencegahan dengan larutan POC Z-TOE benih direndam
selama 12 jam tanaman padi tahan penyakit ini.

  • Penyakit Blast
Penyebab        :    Jamur Pyricularia oryzae.

Genjala            :    Menyerang daun ,buku pada malai dan
                              ujung malai. Daun, gelang buku, tangkai
                             malai dan cabang di dekat pangkal malai  
                             membusuk. Pamasakan makanan    
                             terhambat dan butiran padi mejadi 
                             hampa.

 Pengendalian : Membakar sisa jarami, menggenangi 
                          sawah, menanam varitas unggul, pemberian  
                          pupuk  disaat pertengahan fase 
                          vegetative dan fase pembetukan bulir.
  •  Busuk Pelepah Daun
Penyebab        :    Jamur Vesertium moniliforme
                             Genjala:menyerang malai dan  biji mudah 
                             menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar 
                             membusuk.

Pengendalian  :    Merenggangkan jarak tanam,  akan lebih 
                             baik jika menggunakan  system legowo 
                             dan mencelupkan akar benih dengan 
                             larutan POC    Z-TOE sebelum di tanam .
  •  Penyakit kresek/hawardaun
Penyebab        :    Bakteri Xanthomonas camprestis 
                             pivoryzae

Gejala             :    Menyerang daun dan titik tumbuh.  
                            Terdapat garis-garis di antara tulang daun, 
                             garis melepuh dan berisi cairan kehitam-
                             hitaman, daun mongering dan mati 

Pengendalian: menanam varitas tahan penyakit kresek 
                        menghindari luka mekanis, sanitasi
                        lingkungan.
  • Penyakit Kerdil
Penyebab        :    virus ditularkan oleh wereng coklat  
                             Nilavata lugens.

Gejala             :    Menyerang semua bagian tanaman, daun 
                             menjadi pendek, sempit, berwarna hijau 
                           kekuning–kuningan, batang pendek, Buku-
                            buku pendek, anakan banyak tetapi kecil.

Pengendalian  :    Sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan 
                             memusnahkan tanaman yang terserang.
  • Penyakit Tungro
Penyebab        :    virus yang di tularkan oleh wereng hijau 
                             nephottix inpicticeps.
Gejala             :     Menyerang semua bagian tanaman, 
                             pertumbuhan tanaman kurang sempurna, 
                             daun kuning hingga kecoklatan,
                             jumlah tunas barkurang, pembuangan 
                            tertunda, malai kecil dan tidak berisi.

Pengendalian  :    Menanam padi tahan wereng.


     8. PANEN DAN PASCA PANEN
     
                                                                                                                     
v  Panen dilakukan jika butir gabah 80% menguning dan tangkaian menunduk
v  Alat yang digunakan ketam atau sabit
v  Setelah panen segera dirontokan malainya dengan perontok mesin atau tenaga manusia
v  Kehilangan panen  dapat ditekan apabila menggunakan alat perontok, perbedaan hasil antara mesin perontok dengan banting bisa  mencapai 20 %.
v  Pengeringan  bisa dilakukan dengan sinar matahari 2-3 hari Atau dengan mesin pengering apabila musim hujan ,sampai kadar air yang di inginkan.
v  Selanjutnya disimpan atau digiling ke penggilingan beras jadilah  beras siap dikomsumsi.