BUDI
DAYA KENTANG
(Solanum tuberosum L)
I.
PENDAHULUAN
Kentang merupakan tanaman dikotil
yang bersifat semusim dan berbentuk semak/herba. Batangnya yang berada di atas
permukaan tanah ada yang berwarna hijau, kemerah-merahan, atau ungu tua. Akan tetapi,
warna batang ini juga dipengaruhi oleh umur tanaman dan keadaan lingkungan.
Pada kesuburan tanah yang lebih baik atau lebih kering, biasanya warna batang
tanaman yang lebih tua akan lebih menyolok. Bagian bawah batangnya bisa
berkayu. Sedangkan batang tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak kuat dan
mudah roboh.
Kentang merupakan sumber utama karbohidrat, sebagai pengganti nasi.Kebutuhan kentang untuk industri makanan ringan sangat tinggi ,sehingga menjadi komoditi penting.Tanaman kentang tumbuh dengan baik pada dataran tinggi yang luasnya sangat kecil apabila dibanding dengan tanaman lainnya yang bisa tumbuh baik didataran rendah maupun dataran tinggi, sehingga perlu adanya tehnologi yang dapat meningkatkan produksi,supaya kebutuhan nasional dapat terpenuhi.
CV. LEMBAH KAMUNING berupaya meningkatkan produksi kentang nasiona
dengan visi pertanian sehat produktif dan ramah lingkungan, sehingga bisa
berkompetisi di era pasar global.
2. SYARAT PERTUMBUHAN
Kentang dapat
tumbuh dan berproduksi dengan baik bila ditanam pada kondisi lingkungan yang
sesuai dengan persyaratan tumbuhnya. Keadaan iklim dan tanah merupakan hal
penting yang perlu diperhatikan, di samping faktor penunjang lainnya. Kentang
dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi antara 500-3.000 m dpl. Dan, yang
terbaik adalah pada ketinggian 1.300 m dpl dengan suhu relatif sekitar 20°C.
Selain, itu daerah dengan curah hujan 200-300 mm setiap bulan atau 1.000 mm
selama masa pertumbuhan kentang merupakan daerah yang baik untuk pertumbuhan
kentang. Tanah yang baik untuk kentang adalah tanah yang subur, dalam, drainase
baik, dan pH antara 5-6,5. Pada tanah yang pHnya rendah, akan dihasilkan
kentang yang mutunya jelek
3. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
- Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tidak cacat, dan varitas unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya sampai generasi keempat saja. Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam.
- Bila bibit membeli (usahakan bibit yang bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa/dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan POC PLUS Z-TOE selama 1-3 jam dengan dosis satu tutup botol / 5 ltr air.
3.2. Pengolahan Media Tanam
Lahan dibajak sedalam 30-40 cm,siram atau semprotkan POC PLUS dengan dosis 2 – 3 ltr/ ha dan biarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan dengan lebar 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan buat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pemupukan Dasar
a. Pupuk anorganik berupa urea (100 kg/ha), SP 36 (100 kg/ha), dan KCl (35 kg/ha),setengan dari dosis rekomendasi setempat.
b. Berikan pupuk kandang 5-6 ton/ha (dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam) satu minggu sebelum tanam,
c. Pemberian POC PLUS Z-TOE sebagai pupuk dasar sudah diberikan pada waktu pengolahan tanah ( setelah pembajakan dengan tujuan mikroba bekerja meremah tanam lebih lama sebelum ada tanaman)
3.3.2.
Cara Penanaman
Jarak tanaman tergantung varietas, 80 cm x 40 cm atau 70 x 30 cm dengan kebutuhan bibit + 1.300-1.700 kg/ha (bobot umbi 30-45 gr). Waktu tanam diakhir musim hujan (April-Juni).
3.4.1. Penyulaman
Penyulaman untuk mengganti
tanaman yang tidak tumbuh/tumbuhnya jelek atau mati dilakukan 15 hari semenjak
tumbuh tunas.
3.4.2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan.
3.4.3. Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya prose pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.
3.4.4. Pemupukan Susulan
a.
Pupuk Makro
Urea/ZA: 21 hari setelah tanam (hst) 300 kg/ha dan 45 hst 150 kg/ha.
SP-36: 21 hst 250 kg/ha.
KCl: 21 hst 150 kg/ha dan 45 hst 75 kg/ha,pupuk makro bisa menggunakan setengah dari dosis rekomendasi setempat.
Pupuk makro diberikan jarak 10 cm dari batang tanaman.
b. POC PLUS Z-TOE
diberikan mulai umur 1 minggu s/d 10 atau 11
minggu,interval 1 minggu sekali dengan dosis 2 – 4 tutup botol/ tangki
(perhitungan umur setelah keluar tunas)
Pengairan 7 hari sekali secara rutin dengan di gembor, Power Sprayer atau
dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat menyerang daun hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) memangkas daun yang telah ditempeli telur; (2) sanitasi lingkungan.
Kutu daun (Aphis Sp)
Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus. Pengendalian: memotong dan membakar daun yang terinfeksi.
Orong-orong (Gryllotalpa Sp)
Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri. Pengendalian: Pengocoran Pestona.
Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael)
Gejala: daun berwarna merah tua dan terlihat jalinan seperti benang berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, terlihat lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian : Pennyemprotan pestisida hayati.
Hama trip ( Thrips tabaci )
Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, berubah menjadi abu-abu perak dan mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda. Pengendalian: (1) memangkas bagian daun yang terserang.
3.5.2. Penyakit
Penyakit busuk daun
Penyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun membusuk/mati. Pengendalian: sanitasi kebun.
Pencegahan dengan penggunaan POCPLUS Z-TOE sebelum
atau awal tanam.
Penyakit layu bakteri
Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Pencegahan dengan penggunaan POC PLUS Z-TOE sebelum atau awal tanam.
Penyakit busuk umbi
Penyebab: jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik.
Pencegahan dengan penggunaan POC PLUS Z-TOE sebelum atau awal tanam
Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium sp. Gejala: busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan pendangiran.
Pencegahan dengan penggunaan POC PLUS Z-TOE sebelum atau awal tanam.
Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang di daerah kering. Gejala: daun berbercak kecil tersebar tidak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian: pergiliran tanaman.
Penyakit karena virus
Virus yang menyerang adalah:
1.
Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun
menggulung;
2.
Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten
pada daun;
3.
Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau
nekrosis lokal;
4.
Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak;
(5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung;
5.
Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas.
Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi
kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati.
Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian,
kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang Epilachna
dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian: tidak ada pestisida untuk
mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit
bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit dan melakukan pergiliran tanaman.
3.6. Panen
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan (agak mengering) dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar