Senin, 17 Juni 2013

Tanaman Kol atau Kubis

Tanaman kubis atau kol tergolong tanaman sayuran  yang kebutuhannya cukup tinggi namun Sampai saat ini, tingkat produksi tanaman kubis baik secara kuantitas maupun kualitas masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah sudah miskin unsur hara akibat erosi dan keselahan pengolahan tanah, pemupukan yang tidak berimbang, organism pengganggu tanaman yang semakin resisten, cuaca dan iklim yang tidak menentu.

Untuk itu, CV. Lembah Kamuning salah satu perusahaan yang peduli terhadap permasalahan pertanian dan kelestarian lingkungan berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas namun tetap berpedoman pada pertanian sehat,produktip dan ramah lingkungan . Sehingga petani mampu bersaing di era pasar bebas.







FASE PRA TANAM


1.    Syarat tumbuh

·    Tanaman dapat ditanam sepanjang tahun
·         Tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian 800 m d.pl. ke atas, curah hujan hujan cukup     dan temperatur udara 15o - 20o C.
·         Jenis tanah yang dikehendaki gembur, bertekstur ringan atau sarang serta pH 6 - 6,5.


2. Pengelolaan Tanah dan Air

·         Bersihkan gulma dan sisa-sisa tanaman untuk menekan serangan penyakit  seperti akar bengkak, busuk lunak, rebah semai, dll. dengan cara dicabut dan dikumpulkan lalu dibakar atau bisa dijadikan kompos
·         Jangan menanam tanaman kubis-kubisan secara terus menerus dan lakukan pergiliran tanaman
·         Gunakan pupuk organik  Z - TOE pada waktu pengolahan tanah,  untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air

3. Persiapan Lahan

·         Lahan dicangkul dan dibajak sedalam 20-30 cm
·         Media persemaian terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang (kompos) halus dengan perbandingan 1:1 dan ditambah 50ml Z-TOE untuk 25 kg pupuk kandang
·         Benih direndam dalam air hangat + poc Z-TOE dosis 2 ml/lt air selama 0,5 - 1 jam lalu diangin-anginkan
·         Sebarkan benih secara merata dan teratur lalu ditutup karung goni selama 2-3 hari
·         Semprotkan POC Z-TOE seminggu sekali dengan dosis 3-4 tutup/tangki
·         Lakukan penyiraman setiap hari dengan gembor
·         Persemaian dibuka setiap pagi sampai jam 10.00 dan sore mulai pukul 15.00
·         Amati bibit kubis yang terserang penyakit tepung berbulu (Peronospora parasitica) atau ulat daun pada daun pertama, dipetik dan dibuang daun yang terserang


FASE TANAM

1. Jarak tanam

Jarak tanam jarang 70 x 50 cm atau jarak tanam rapat 60 x 50 cm

2. Bibit

Bibit yang telah berumur 3 - 4 minggu memiliki 3 - 4 daun siap ditanam

3. Pemupukan

Pupuk dasar diberikan sehari sebelum tanam dengan dosis 150 kg/ha TSP, 25 kg/ha Urea, 100 kg/ha ZA dan 50 kg/ha KCl.
Pupuk dasar dicampur secara merata lalu diberikan pada lubang tanam yang telah diberi pupuk kandang, kemudian ditutup kembali dengan tanah.

4. Cara tanam

·         Buat lubang tanam dengan tugal sesuai jarak tanam
·         Pilih bibit yang segar dan sehat
·         Tanam bibit pada lubang tanam
·         Bila bibit disemai pada bumbung daun pisang langsung ditanam bersama bumbungnya
·         Bila bibit disemai pada polybag plastik, keuarkan bibit dari polibag lalu baru ditanam
·         Bila disemai dalam bedengan ambil bibit beserta tanahnya sekitar 2-3 cm dari batang sedalam 5 cm dengan solet (sistem putaran)
·         Setelah ditanam, siram bibit dengan air sampai basah
·         Kubis dapat ditumpangsarikan dengan tomat dengan cara tanam : 2 baris kubis 1 baris tomat. Tomat ditanam 3 atau 4 minggu sebelum kubis

FASE PRA PEMBENTUKAN KROP (0 - 49 HARI )

·         Penyiraman dilakukan tiap hari pada pagi atau sore hari
·         Pemupukan susulan dilakukan pada umur 28 hari dengan dosis 25 kg/ha Urea, 100 kg/ha ZA dan 50 kg/ha KCl
·         Penyemprotan POC Z -TOE 3 - 4 tutup/tangki  dilakukan setiap 1 minggu sekali.
·         Penyiangan (penggemburan dan pembubunan tanah) dilakukan pada umur 2 dan 4 minggu
·         Perempelan cabang atau tunas-tunas samping dilakukan seawal mungkin supaya pembentukan bunga optimal
·         Hama yang menyerang pada fase ini antara lain Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.), Ulat daun kubis (Plutella xylostella L.), Ulat krop kubis (Crocidolomia binotalis Zell.), Ulat krop bergaris (Hellula undalis  F.)
·         Lakukan pengamatan tiap minggu sekali terhadap hama-hama tersebut mulai kubis umur 13 hari. Populasi tertinggi terjadi pada awal musim kemarau
·         Cara pengendalian; kumpulkan dan musnah secara mekanik, sanitasi lingkungan.
·         Tanaman muda yang mati karena penyakit rebah kecambah (Rhizoctonia solani Kuhn.) dicabut, kemudian disulam dengan tanaman baru yang sehat.



FASE PEMBENTUKAN CROP ( 50 - 90 HARI )

·         Penyiangan secara manual dengan tangan perlu dilakukan sampai kira-kira satu minggu sebelum panen
·         Lakukan pengamatan lebih intensif terhadap hama yang merusak berat pada fase ini yaitu; Ulat Daun Kubis (P. xylostella) dan Ulat krop kubis (C. binotalis), biasanya Pebruari Maret
·         Serangan hama menjelang panen tidak perlu dikendalikan (secara kimia)

PANEN DAN PASCA PANEN

·         Kubis dipanen setelah berumur 81- 105 hari
·         Ciri-ciri kubis siap panen bila tepi daun krop terluar pada bagian atas krop sudah melengkung  ke luar dan berwarna agak ungu, krop bagian dalam sudah padat.
·         Pada saat panen diikursertakan dua helai daun hijau untuk melindungi krop
·         Jangan sampai terjadi memar atau luka
·   Amati penyakit Busuk Lunak (Erwinia carotovora) dan Busuk Hitam (Xanthomonas camprestris)

·         Daun-daun kubis yang terinfeksi harus dibuang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar