Tanaman Kol atau Kubis
Tanaman kubis atau kol
tergolong tanaman sayuran yang
kebutuhannya cukup tinggi namun Sampai saat ini, tingkat produksi tanaman kubis
baik secara kuantitas maupun kualitas masih tergolong rendah. Hal ini
disebabkan antara lain karena tanah sudah miskin unsur hara akibat erosi dan
keselahan pengolahan tanah, pemupukan yang tidak berimbang, organism pengganggu
tanaman yang semakin resisten, cuaca dan iklim yang tidak menentu.
Untuk itu, CV. Lembah Kamuning salah satu perusahaan yang peduli terhadap permasalahan pertanian dan kelestarian lingkungan berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas namun tetap berpedoman pada pertanian sehat,produktip dan ramah lingkungan . Sehingga petani mampu bersaing di era pasar bebas.
FASE
PRA TANAM
1. Syarat tumbuh
· Tanaman
dapat ditanam sepanjang tahun
·
Tumbuh
dan berproduksi dengan baik pada ketinggian 800 m d.pl. ke atas, curah hujan
hujan cukup dan temperatur udara 15o
- 20o C.
·
Jenis
tanah yang dikehendaki gembur, bertekstur ringan atau sarang serta pH 6 - 6,5.
2. Pengelolaan
Tanah dan Air
·
Bersihkan
gulma dan sisa-sisa tanaman untuk menekan serangan penyakit seperti akar bengkak, busuk lunak, rebah
semai, dll. dengan cara dicabut dan dikumpulkan lalu dibakar atau bisa
dijadikan kompos
·
Jangan
menanam tanaman kubis-kubisan secara terus menerus dan lakukan pergiliran
tanaman
·
Gunakan
pupuk organik Z - TOE pada waktu
pengolahan tanah, untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan air
3. Persiapan Lahan
·
Lahan
dicangkul dan dibajak sedalam 20-30 cm
·
Media
persemaian terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang (kompos) halus dengan
perbandingan 1:1 dan ditambah 50ml Z-TOE untuk 25 kg pupuk kandang
·
Benih
direndam dalam air hangat + poc Z-TOE dosis 2 ml/lt air selama 0,5 - 1 jam lalu
diangin-anginkan
·
Sebarkan
benih secara merata dan teratur lalu ditutup karung goni selama 2-3 hari
·
Semprotkan
POC Z-TOE seminggu sekali dengan dosis 3-4 tutup/tangki
·
Lakukan
penyiraman setiap hari dengan gembor
·
Persemaian
dibuka setiap pagi sampai jam 10.00 dan sore mulai pukul 15.00
·
Amati
bibit kubis yang terserang penyakit tepung berbulu (Peronospora parasitica)
atau ulat daun pada daun pertama, dipetik dan dibuang daun yang terserang
FASE TANAM
1. Jarak tanam
Jarak tanam jarang 70 x 50 cm atau jarak tanam rapat 60 x 50 cm
2. Bibit
Bibit yang telah berumur 3 - 4 minggu memiliki 3 - 4 daun siap ditanam
3. Pemupukan
Pupuk dasar diberikan sehari sebelum tanam dengan dosis 150 kg/ha TSP, 25 kg/ha Urea, 100 kg/ha ZA dan 50 kg/ha KCl.
Pupuk dasar dicampur secara merata lalu diberikan pada lubang tanam yang telah diberi pupuk kandang, kemudian ditutup kembali dengan tanah.
4. Cara tanam
·
Buat
lubang tanam dengan tugal sesuai jarak tanam
·
Pilih
bibit yang segar dan sehat
·
Tanam
bibit pada lubang tanam
·
Bila
bibit disemai pada bumbung daun pisang langsung ditanam bersama bumbungnya
·
Bila
bibit disemai pada polybag plastik, keuarkan bibit dari polibag lalu baru
ditanam
·
Bila
disemai dalam bedengan ambil bibit beserta tanahnya sekitar 2-3 cm dari batang
sedalam 5 cm dengan
solet (sistem putaran)
·
Setelah
ditanam, siram bibit dengan air sampai basah
·
Kubis
dapat ditumpangsarikan dengan tomat dengan cara tanam : 2 baris kubis 1 baris
tomat. Tomat ditanam 3 atau 4 minggu sebelum kubis
FASE PRA PEMBENTUKAN
KROP (0 - 49 HARI )
·
Penyiraman
dilakukan tiap hari pada pagi atau sore hari
·
Pemupukan
susulan dilakukan pada umur 28 hari dengan dosis 25 kg/ha Urea, 100 kg/ha ZA
dan 50 kg/ha KCl
·
Penyemprotan
POC Z -TOE 3 - 4 tutup/tangki dilakukan
setiap 1 minggu sekali.
·
Penyiangan
(penggemburan dan pembubunan tanah) dilakukan pada umur 2 dan 4 minggu
·
Perempelan
cabang atau tunas-tunas samping dilakukan seawal mungkin supaya pembentukan
bunga optimal
·
Hama
yang menyerang pada fase ini antara lain Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.),
Ulat daun kubis (Plutella xylostella L.), Ulat krop kubis (Crocidolomia
binotalis Zell.), Ulat krop bergaris (Hellula undalis F.)
·
Lakukan
pengamatan tiap minggu sekali terhadap hama-hama tersebut mulai kubis umur 13
hari. Populasi tertinggi terjadi pada awal musim kemarau
·
Cara
pengendalian; kumpulkan dan musnah secara mekanik, sanitasi lingkungan.
·
Tanaman
muda yang mati karena penyakit rebah kecambah (Rhizoctonia solani Kuhn.)
dicabut, kemudian disulam dengan tanaman baru yang sehat.
FASE PEMBENTUKAN
CROP ( 50 - 90 HARI )
·
Penyiangan
secara manual dengan tangan perlu dilakukan sampai kira-kira satu minggu
sebelum panen
·
Lakukan
pengamatan lebih intensif terhadap hama yang merusak berat pada fase ini yaitu;
Ulat Daun Kubis (P. xylostella) dan Ulat krop kubis (C. binotalis), biasanya
Pebruari Maret
·
Serangan
hama menjelang panen tidak perlu dikendalikan (secara kimia)
PANEN DAN PASCA
PANEN
·
Kubis
dipanen setelah berumur 81- 105 hari
·
Ciri-ciri
kubis siap panen bila tepi daun krop terluar pada bagian atas krop sudah
melengkung ke luar dan berwarna agak
ungu, krop bagian dalam sudah padat.
·
Pada
saat panen diikursertakan dua helai daun hijau untuk melindungi krop
·
Jangan
sampai terjadi memar atau luka
· Amati
penyakit Busuk Lunak (Erwinia carotovora) dan Busuk Hitam (Xanthomonas
camprestris)
·
Daun-daun
kubis yang terinfeksi harus dibuang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar