Kamis, 28 Maret 2013

PUPUK ORGANIK CAIR Plus Z-TOE

Z - TOE
Oleh: DULI ANTON KOLUOD



Pupuk Ion Organik Cair Z - TOE PLUS di ciptakan untuk membangun pertanian Indonesia menjadi lebih maju senada dengan ungkapan ahli pertanian (agronom) Ir. Madakir dalam kunjungan kerja ke Cianjur beberapa waktu yang lalu,
Adapun kegunaan dari PIOC 
Z - TOE PLUS ini dapat diaplikasikan pada berbagai jenis tanaman, mulai Padi, Palawija, sayuran, Buah-uahan, hingga perkebunan, dan lain sebagainya.



REVOLUSI HIJAU KE REVOLUSI ORGANIK (I)

Saya teringat cerita salah seorarng antropolog asing yang datang ke Indonesia akhir tahun 70-an. Dari dalam kereta api yang membawanya dari Jakarta ke Jawa Timur,  yang dia saksikan dari dalam kerata sepanjang Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon, Brebes sampai Tegal terus ke Semarang adalah manusia dengan badan kurus, pucat, perut buncit dan mata cekung. Mereka menderita kwashorkor atau busung lapar yang berdiri sepanjang rel kereta api sambil menadahkan tangan.

Situasi politik yang masih bergolak, mengabaikan pembangunan ekonomi termasuk pertanian dan sektor pangan. Peralihan kekuasaan di republik ini pada awal 70-an, berimbas pada perubahan orientasi pembangunan. Kemiskinan rakyat adalah kemiskinan bangsa, karena itu pemerintah pada saat itu seperti gelap mata mencari pinjaman dan bantuan walaupun dengan syarat yang ketat dan sangat mengikat dalam rangka mengejar pembangunan ekonomi dan pertanian, khususnya kelaparan yang merajalela pada saat itu. Dengan mengatas namakan Revolusi Hijau (Green Revolution) yang kemudian diterjemahkan ke Indonesia dengan nama Panca Usaha Tani, doktrin ini ditiupkan secara besar-besaran kepada petani.

Implikasinya adalah  masuknya investor asing besar-besaran dengan membawa produknya ke Indonesia. Benih unggul dengan umur pendek masuk ke Indonesia, kemudian pupuk  kimia. Ciba Geigi dari Switzerland, produsen pestisida terbesar ini masuk ke Indonesia. Bencana mulai datang, persoalan pangan teratasi hanya sementara. Tetapi persoalan lingkungan hidup dan lahan pertanian mulai terasa membelit dan menunggu kehancuran. DDT dihamburkan di Indonesia dengan pesawat, yang kemudian dilanjutkan oleh petani dari darat. Demikian pula dengan pupuk kimia.

Tidak perlu waktu lama untuk merasakan dampak dari revolusi hijau ini.  Dalam beberapa tahun saja mulai timbul ledakkan hama yang terjadi hamper tiap tahun, dan gagal panen juga sering terjadi. Dan Impor beras pun tidak bisa dibendung bahkan menjadi pengimpor beras terbesar di dunia tahun 70an – 80an. Masalah di atas tersebut muncul sebagai gejala dari akar masalah, yaitu kerusakan lingkungan hidup. Banyak dari kakek kita yang menjadi saksi sejarah kerusakan lingkungan hidup pada awal tahun 70-an. Burung-burung jatuh dari langit, katak, belut dan ikan mati. Ular dan laba-laba mati. Tidak heran jika kemudian penggerek polong merajalela.timbul ledakan hama wereng, ulat grayak, dan walang sangit. Hasil penilitian lahan sawah di jawa terutama jalur pantura jawa barat dan jawa tengah  sangat memprihatinkan. Kandungan bahan organic di bawah 1%, C/N rasio dibawah 5%, sangat sedikit mikroorganisme positif dalam  tanah, pH tanah dibawah 5, dan residu pestisida dalam tanah yang tinggi, sehingga secara keseluruhan kesuburan tanah hilang.    

Setelah dievaluasi, pertanyaan mendasar dari green revolution adalah, Apakah bisa menyelesaikan masalah pangan di Indonesia selama lebih dari 30 tahun ini ? Ternyata tidak. Yang jelas subsidi untuk pupuk kimia mencapai 18,8 triliun rupiah (2011) dan 13,95 triliun rupiah (2012), impor beras hampir setiap tahun (sebagian diantaranya adalah beras impor gelap), dan produksi beras yang hampir stagnan (kenaikan  produksi beras dibawah kenaikan jumlah penduduk per tahun). Impor bahan aktif pestisida yang tinggi dan pupuk kimia minded yang melekat pada petani, sehingga tanah sawah semakin jenuh bahan kimia. Bagaimana petani mengatasi produktivitas lahan sawah mereka yang rendah dan stagnan tersebut? Karena sudah pupuk kimia minded, maka pemupukan makro kimia dan pestisida yang terus ditambah. Yang terjadi adalah peningkatan produksinya tidak signifikan dibandingkan dengan tingkat keracunan dan kejenuhan tanah yang semakin tinggi, dan semakin tinggi pula biayanya. Apabila hal ini terus terjadi, maka busung lapar dan kemiskinan bisa berulang di Indonesia.

Bagaimana mengembalikan keadaan lahan pertanian dan ekosistemnya menuju agroekosistem yang mendukung peningkatan produksi berkelanjutan dan mensejahterakan petani? Sangat mudah tetapi butuh komitmen tinggi untuk melaksanakannya. Caranya adalah merubah system pertanian meniru system biologi alam bekerja atau meniru ekosistem alam bekerja. Apa cirinya? Pertama adalah system produksinya tidak menghasilkan limbah (zero waste). Proses produksi pada ekosistem alami akan membutuhkan input, mengalami proses, menghasilkan output dan limbah, tetapi limbah tersebut tidak mengotori alam karena menjadi input pada proses produksi yang lain. Bisa menjadi pupuk, bias menjadi pakan ternak bias menjadi tempat biakan mikroorganisme tanah dan sebagainya.

Kedua adalah tidak ada materi dan energy dari luar ekosistem yang masuk, sehingga proses produksinya menjadi lebih efisien. Pada ekosistem alami semua kebutuhan produksi dipenuhi dan disediakan secara internal, tidak didatangkan dari luar ekosistem, tidak disubsidi atau dibeli dari luar. Ketiga, ekosistem alami sangat menjaga keaneka ragaman hayati. Keaneka ragaman hayati adalah kunci bagi keseimbangan ekosistem. Dengan keaneka ragaman hayati maka proses/siklus biogeokimia berjalan secara alami, demikian pula dengan rantai makanan, sehingga tidak ada ledakan populasi organism tertentu yang kemudian menjadi hama yang tidak terkendali. Keempat, ekositem alami pasti  menghasilkan output optimum berkelanjutan dan naik secara serentak dan sumultan dalam jangka panjang, bukan maksimum yang kemudian ada titik puncak yang akhirnya turun dan sulit naik kembali. Dan yang terakhir, ekosistem alami tidak akan membuat hasil akhir yang tekor atau minus. Artinya ketika salah satu unit kegiatan dari ekosistem gagal berproduksi optimal, maka unit kegiatan lain dalam ekosistem tersebut akan menutupinya, ada semacam asuransi atau jaminan bagi pendapatan petani, sehingga petani tidak kehilangan pendapatan karena gagalnya salah satu unit kegiatan, karena itu dinamika dalam ekosistem tetap terjaga secara seimbang. Kelima hal tersebut di atas disebut juga dengan prinsip   

Implimentasinya dalam pertanian dari konsep di atas adalah petani harus memiliki minimal dua unit kegiatan di bidang pertanian yang saling terintegrasi. Misalnya selain menanam padi, petani juga memilihara sapi. Kotoran sapi menjadi sumber pupuk lengkap bagi padi, sedangkan jerami dan rumput di galengan sawah menjadi sumber pakan sapi. Dengan demikian ekosistem alami sederhana sudah mulai terbentuk. Ketika secara manajerial dan teknis petani sudah bisa mengintegrasikan dua unit kegiatan, maka petani tersebut bias melangkah mengintegrasikan tiga kegiatan di bidang pertanian dan membentuk ekosistem alami yang agak komplek. Misalnya menanam padi, memelihara sapi dan menanam rumput gajah. Dan seterusnya sesuai dengan luas lahan, tenaga kerja yang tersedia dan kemampuan teknis-manajemen. Jika petani sudah bias membangun sistem pertanian yang sesuai dengan ekosistem alam bekerja, maka prinsip-prinsip ekosistem alam seperti di atas akan muncul dengan sendirinya, dan petani sudah mendekati kearah kesejahteraan (bersambung).  

Abdul Rochman, adalah peneliti lepas dan praktisi agribisnis, sekarang adalah Head of Research and Development Unit (R & D) dari Lembah Kemuning Integrated Organic Farming System di Kuningan – Jawa Barat yang salah satu produknya adalah POC Plus Z-TOE.  Pertanian Organik bagi beliau adalah nafas, ruh, denyut dan cita-cita kehidupan yang selalu ditiupkan pada semua petani dan rakyat. Beliau  percaya sunatullah yang bentuknya adalah dinamika alam dalam ekosistem alami adalah kekuatan terbesar yang bisa mesejahterakan petani  
 
Abdul Rochman, adalah peneliti lepas dan praktisi agribisnis,sekarang adalah Head of Research and Devepment Unit (R & D) 
dari Lembah Kamunng Integrated Organic Farming System 
di Kuningan – Jawa Barat yang salah satu produknya adalah POC Plus Z-TOE. 
Pertanian Organik bagi beliau adalah nafas, ruh, denyut dan cita-cita kehidupan yang selalu ditiupkan pada semua petani dan rakyat. 
Beliau  percaya sunatullah yang bentuknya adalah dinamika alam dalam 
ekosistem alami adalah kekuatan terbesar yang bisa mesejahterakan petani





Lalu, bagaimana bentuk yang lebih riil dan konkret dari system pertanian organic terpadu, dan dari mana mulainya? Mudah saja. Persoalan utama dari pertanian kita adalah rusaknya lahan pertanian. Karena itu kita mulainya dari perbaikan lahan pertanian dengan cara organik. Langkahnya adalah perkaya bahan organic dalam tanah dengan pemberian pupuk kandang, kompos, jerami, pupuk organic granul, bokasih dan sejenisnya, kemudian semprot dengan POC Plus Z-Toe yang kaya akan bakteri EM (Effective Microorgnisme) dan bahan penggembur tanah, bila perlu semprot juga dengan larutan MEM (Multi Effective Microorgnisme = satu produk dengan POC Plus Z-Toe) sendiri untuk lebih memperkaya biota/bakteri positif tanah.  Fungsi dari dari bahan organic dan bakteri ini adalah satu paket, yaitu memperbaiki struktur tanah menjadi lebih gembur, menjaga kelembaban tanah dalam waktu lama (sebagai conditioner tanah), memperkaya hara dalam tanah dengan dekomposisi bahan organic oleh bakteri, sebagai bantalan serat yang sangat menghemat pupuk kimia, dan dibantu oleh bakteri sebagai media untuk mengikat dan mendegradasi residu pestisida dan pupuk kimia.

Langkah kedua adalah hilangkan penggunaan pestisida dan gunakan sesedikit mungkin pupuk  kimia. Penggunaan POC Plus Z-Toe sama dengan memberikan proteksi lengkap pada tanaman baik dari luar (mengandung antibiotic dan repellent alami dari bahan rempah dan bakteri EM) maupun dari dalam (masuk secara sistemik dari daun dan akar tanaman memberikan efek imunisasai). Penghilangan pestisida akan membangun kembali dinamika alami dalam ekosistem pertanian yang ditandai dengan berkembangnya musuh alami sebagai predator organism pengganggu tanaman yang kemudian menghidupkan kembali rantai makanan yang akan mengendalikan ledakan populasi organism penggganggu tanaman. Nutrisi tanaman secara lengkap sudah tersedia pada bahan organic terutama pada kotoran hewan. Apalagi disemprot dengan POC Plus Z-Toe yang dibuat dari bahan dasar Urine Sapi, Bahan Rempah dan Bakteri EM maka nutrisi untuk tanaman sudah lengkap walaupun tanpa pupuk kimia. Dengan pupuk organic yang lengkap tersebut, pertumbuhan tanaman menjadi lebih sempurna, seragam, bernas dan cepat panen.    

Pemberian pupuk kimia yang berlebihan, apalagi urea akan memberikan efek pada pertumbuhan yang tidak seimbang dengan lebih mengutamakan dan memperpanjang masa pertumbuhan organ vegetative, akibatnya masa pembentukan bunga dan panen menjadi lebih lama. Efek lain dari pemupukan kimia yang berlebihan adalah penyerapan air yang banyak untuk mengisi rongga sel yang besar. Tanaman dengan pemupukan yang berlebihan akan memiliki dinding sel yang tipis, rongga sel besar yang harus terisi air agar tegak, dan jaringan yang lunak. Akibatnya tanaman mudah layu jika kurang air dan mudah terinfeksi organism pengganggu tanaman karena lunak. Hasil dari beberapa penelitian membuktikan bahwa efisiensi penyerapan pupuk kimia oleh tanaman hanya sebesar 30% - 50% setiap kali aplikasi. Sisanya hilang karena evapotranspirasi (penguapan), terbawa aliran air, dan tercuci masuk dalam tanah yang tidak bisa dijangkau akar tanaman. Lebih banyak pupuk yang hilang dari pada  yang diserap akar tanaman.

Langkah ketiga adalah menumbuhkan semangat untuk memiliki lebih dari satu interprise pertanian yang saling terintegrasi. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir ketergantungan dengan pihak luar atau menguatkan kemandirian sebagai petani. Secara ekologi sebenarnya untuk membangun agroekosistem yang lebih alami menyerupai ekosistem alam yang seimbang. Jika pupuk kandang yang gratis lebih baik dari pada pupuk kimia yang harus dibeli, kenapa kita tidak memelihara sapi selain menanam padi? Berapa kali lipat keuntungan yang didapat dari dua interprises yang dilakukan secara terintegrasi ini? Pilihan-pilihan ini yang harus disadarkan pada petani.

Jika petani sudah mengikuti langkah-langkah awal menuju sisem pertanian organic terpadu, maka kita semua boleh mimpi dan berharap peningkatan produksi beras nasional yang signifikan, boleh berharap pembangunan pertanian berkelanjutan, boleh bermimpi swasembada dan ekspor beras dan mimpi-mimpi lain tentang pertanian yang maju dan mandiri. Tetapi jika kita tetap membiarkan petani menghamburkan pestisida, mengumbar pupuk kimia dan bertanam dengan pola yang tidak jelas, maka mimpi-mimpi di atas sebaiknya dihilangkan. Kalaupun suatu saat kita bisa meningkatkan produksi beras dan swasembada dengan cara konvensional seperti sekarang ini, maka hal itu hanya keberhasilan semu. Mengapa demikian? Karena tiga hal. Pertama peningkatan tersebut hanya sementara. Ketika ekosistemnya sudah jenuh bahan kimia maka yang terjadi adalah justru penurunan produksi. Kedua, peningkatan produksi tersebut berbiaya mahal karena hampir semua input produksi harus dibeli dengan harga mahal pula. Ketiga tingkat ketergantungan petani pada komponen eksternal sangat tinggi, yang menempatkan petani pada posisi lemah dan mudah dikendalikan.

Jadi apakah kita ingin peningkatan produksi dan swasembada yang semu atau peningkatan produksi yang real dengan dasar organik yang bersumber  pada potensi ekonomi dan kearifan local?    

Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.

Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, permesinan pertanian, biokimia, dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.


FAKTA YANG MEMBAKAR SEMANGAT


Mengapa Lembah Kamuning Integrated Organic Farming System, memproduksi dan memulainya dari POC Z-TOE? Ada beberapa fakta yang terjadi sebagai alasan pembuatan POC Z-TOE seperti diungkapkan dimuka. Pertama, limabelas tahun yang akan datang diperkiraan  penduduk Indonesia mencapai 300 juta jiwa dan penduduk dunia mencapai 8 milyar jiwa. Jumlah penduduk Indonesia yang besar ini memliki kebutuhan beras mencapai 115.833 lebih ton per hari atau 41.700.000 ton per tahun (139 kg PKPT). Pertumbuhan penduduk yang besar ini harus pula diimbangi dengan pertumbuhan pangan yang tinggi dan ketersediaan pangan yang cukup. Pertubuhan pangan harus diatas pertumbuhan penduduk agar ketersediaan pangan dalam negeri tercukupi, dan bila terdapat kelebihan tentu bisa diekspor.

 Teknologi pertanian yang ada, khususnya di Indonesia,  ternyata tidak bisa menjawab kebutuhan pangan masyarakat dan kesejahteraan petani. Yang terjadi malah sebaliknya, yaitu degradasi lahan dan ekosistem pertanian, yang berujung pada penurunan kuantitas dan kualitas produk pertanian, serta mahalnya biaya produksi. Dan akhirnya ikut memiskinkan petani dan pertanian kita. Lahan sawah kita yang luasnya  sekitar 14 juta hektar hanya mampu menghasilkan beras pada kisaran  34 juta ton per tahun setara dengan 52 juta ton gabah kering giling (GKG) atau 58 juta ton gabah kering panen (GKP). Produktivitas lahan sawah kita rata-rata hanya 4.14 ton (GKP) per hektar per tahun. Sebuah angka yang sangat rendah. Negara lain sudah mencapai rata-rata 8 ton (GKP) per hektar per tahun.

Mari kita analisis. Jika 20% dari luas lahan kita (2.8 juta hektar) memiliki jaringan irigasi yang memungkinkan menanam padi 2 kali setahun (berarti panen juga 2 kali setahun), maka sisanya sebesar 11.2 juta hektar merupakan sawah tadah hujan yang hanya bisa menanam padi 1 kali  setahun. Kalau sawah irigasi tersebut memiliki produktivitas lahan sebesar 8 ton (GKP) per hektar per tahun (taksiran  rendah), maka hasilnya adalah 22.4 ton per tahun. Sisanya seluas 11.2 juta hektar memiliki produktifittas lahan sebesar 3.18  ton (GKP) per hektar per tahun. Dengan analisis di atas, baik lahan irigasi maupun tadah hujan memiliki produktifitas yang rendah. Apalagi bila lahan ssawah di Indonesia semua diangggap tadah hujan yang bisa tanam hanya sekali dalam setahun, maka produktifitas lahannya hanya 4.14 ton (GKP) per hektar per tahun. Produktivitas lahan sawah yang rendah adalah persoalan nyata yang dihadapi petani kita.     
            
Kedua, pembangunan pertanian harus mengikuti konsep pembangunan berwawasan lingkungan dan Sustainable Development, dimana prinsip-prinsip ekologi harus diterapkan. Pembangunan pertanian tetap berjalan tanpa harus mengurangi kualitas sumberdaya pertanian (tanah air dan lingkungan), tidak berhenti di tengah jalan karena kehabisan sumber daya (kekurangan air, pupuk, dan lainnya), dan tidak mewariskan lingkungan hidup ke generasi berikutnya dalam keadaan rusak, tandus dan miskin. Pembangunan pertanian dan lingkungan hidup harus berjalan terintegrasi, seiring dan seirama saling memperkuat karena saling mempengaruhi. Pembangunan pertanian semata tanpa memperhatikan kondisi ekosistemnya hanya menciptakan pembangunan semu yang tinggal menunggu waktu kegagalan dan kehancuran pembangunan itu sendiri.  
   
Ketiga, pertanian sebagai kegiatan ekonomi masyarakat harus bisa memberikan kesejahteraan pada keluarganya, menjamin kemandirian menentukan input, output, dan kegiatannya, dan leluasa mengekspresikan seluruh kemampuan manajemennya, tidak dikendalikan oleh pasar dan pihak luar. Semua potensi petani dan potensi ekosistemnya, menjadi sumber daya utama dalam proses produksi pertaniannya. Petani adalah subyek dan manusia terhormat yang cerdas dalam mengelola unit-unit kegiatan pertaniannya. Memilih yang terbaik, efisien, produktif, dan sehat dari ekosistemnya adalah tindakan yang sangat bijak.  
    
Ketiga hal inilah yang menginspirasi Lembah Kamuning Integrated Organic Farming System, untuk melakukan dan mempelopori Go Organik. Bagi kami persoalan pertanian khususnya padi adalah bagian dari visi kami yaitu terus membangun dan mengembangkan pertanian yang produktif, sehat dan ramah lingkungan. Karena itu kami membuat dan mengembangkan konsep peningkatan produktivitas pertanian. Kami harus bisa memunculkan dan melembagakan (internalization) tiga semangat/ruh dalam setiap tindakan dan produk kami sebagai ciri khas. Tiga semangat yang menjadi identitas kami tersebut adalah semangat inovasi, semangat efisiensi dan semangat independensi. (Bersambung).  

Kami selalu mencari sesuatu yang baru sebagai trobosan dari yang sudah ada, bisa dalam bentuk penyempurnaan (improvement), penemuan baru (discovery) ataupun inovasi dan  kreatifitas. Kami tidak akan membuat produk organic atau teknologi organik  jika hanya ikut-ikutan atau sama dengan produk lain. Kami membuat produk dan teknologi setelah melalui serangkaian penelitian panjang. Research and Development Unit kami bekerja terus-menerus melakukan penelitian dan pengamatan pada dinamika ekosistem secara cermat dalam menghasilkan produk organik. Setelah produk dihasilkan, kami terus menjaga kualitas produk kami melalui control dan pengawasan yang sangat ketat agar konsistensi kualitas tetap berada pada standar yang telah ditetapkan perusahaan. Bagi kami tidak akan bekerja tanpa inovasi. Semangat inovasi adalah ruh pada setiap produk organic kami.

Sesungghnya alam bekerja sangat efisien, itulah yang selalu mengilhami kami dalam menghasilkan produk. Gerakan bumi kita mengelilingi matahari dalam tatasurya, peredaran planet-planet dan tatasurya dalam galaksi, bahkan gerakan galaksi itu sendiri sangat efisien. Alam menghancurkan bahan organic jutaan ton per hari secara efisien oleh mikroorganisme decomposer. Membangun dan menghasilkan bahan organic jutaan ton per hari. Menghasilkan nutrisi tanaman dan makhluk hidup lain juga jutaan ton per hari melalui siklus biogeokimia yang efisien. Dan seterusnya alam melakukan aktivitasnya secara efisien, dengan bantuan dari energy terbesar di alam yaitu energy matahari. Produk organic kami juga meniru efisiensinya dari alam. Produk organik kami memanfaatkan yang disediakan oleh ekosistem untuk memperbaiki dan  mengembalikan kembali dinamika ekosistem yang rusak dan terputus oleh bahan kimia, agar ekosistem kembali melakukan dinamikanya secara efisien. Produk kami dibuat untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi pertanian sehingga dihasilkan rasio nilai output dengan nilai input yang tinggi. Bukan itu saja produk kami juga menurunkan nilai input, dan meningkatkan nilai output  sehingga efisensinya semakin tinggi. Sulit diisebut sebagai inovasi atau trobosan di bidang pertanian jika semakin banyak input yang harus dibeli apalagi harganya mahal dan berbahan kimia yang merusak lingkungan. Produktivitas lahan sawah yang rendah adalah target kami untuk meningkatkanya. Sawah tadah hujan pada daerah kering (Mataram, NTB dan NTT) bisa produktif dengan teknologi organic yang kami kembangkan, bahkan daerah ini akan menjadi pusat padi organic dan pusat pengembangan peternakan sapi potong.    

Pertanian yang baik dan efisien adalah pertanian yang mandiri (memiliki independensi). Sudah diungkapkan dimuka bahwa petani adalah subyek dan manusia terhormat yang cerdas dalam mengelola unit-unit kegiatan pertaniannya. Memilih yang terbaik, efisien, produktif, dan sehat dari ekosistemnya adalah tindakan yang sangat bijak sebagai manajer. Produk kami akan menempatkan petani sebagai manajer terhormat yang diberi keleluasaan untuk membuat keputusan. Allah yang maha adil dan pemurah telah membuat rumah yang sangat istimewa bagi manusia yang bernama bumi. Betapa kayanya bumi kita ini, sehingga bisa mensejahterakan semua penghuninya. Dalam suatu kawasan ekosistem sempit (0.5 hektar) bisa dibangun agroekosistem sebagai kawasan produksi alami, dimana petani adalah subyeknya. Beberapa unit kegiatan pertanian bisa dibagun di dalam ekosistem sempit ini yang saling terintegrasi, misalnya tanaman Padi dengan Penggemukan Sapi dan Rumput Gajah. Dengan system produksi seperti ini petani tidak perlu membeli pupuk kimia di luar, tidak perlu membeli pestisida di toko, dan tidak tergantung pada factor produksi yang harus dibeli, apalagi factor produksi impor. Petani hanya perlu membeli factor produksi yang tidak diproduksi sendiri misalnya MEM (Multi Effective Microorganism) dan Pestisida Organik. Karena lebih mandiri, maka kehormatan dan kekuatan petani lebih tinggi dan lebih disegani, tidak mudah dipermainkan, termasuk dalam menjual produknya.


Inilah ketiga semangat yang selalu dikobarkan dan menjadi ciri kami dalam menghasilkan produk pertanian organic. Kami tidak akan membuat produk organic jika ketiga semangat tersebut tidak ada. Karena kami maju dan sejahtera jika petani maju dan sejahtera (Abdul Rochman_R & D Unit)    
           

1 komentar:

  1. POC dengan unsur hara N
    Nitrogen menjadi sangat penting bagi tanaman pada fase vegetatif. Kekurangan hara ini akan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Mula-mula daun menguning dan mengering, lalu rontok. Daun yg menguning diawali dari daun bagian bawah, lalu disusul daun bagian atas.

    Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat POC berunsur hara N adalah daun salam 1 kg, babadotan 1 kg, air kelapa 1 liter, bintil akar kacang tanah 1 kg, EM TANI100 cc, dan gula pasir 10 sendok. Daun salam, babadotan, dan bintil akar kacang tanah ditumbuk sampai halus, lalu dimasukan ke dalam ember berisi air kelapa yang sudah dicampur EM TANI dan gula pasir. Selanjutnya ember ditutup rapat dan dibiarkan selama tiga minggu. Setelah itu cairan disaring dan siap untuk digunakan.

    POC dengan unsur hara P
    Gejala yang ditunjukan tanaman akibat kekurangan unsur fosfor adalah daun bawah berubah warna menjadi tua atau tampak mengkilap merah keunguan. Kemudian menjadi kuning keabuan dan rontok. Tepi daun, cabang, dan batang berwarna merah keunguan. Batang kerdil dan tidak menghasilkan bunga dan buah. Jika sudah terlanjur berbuah ukurannya kecil, jelek, dan lekas matang.

    Bahan yang diperlukan untuk membuat POC berunsur hara P adalah batang pisang 1 kg, gula pasir 1 ons, dan air 1 liter. Untuk pembuatannya adalah sebagai brikut:
    1. Larutkan gula dengan air dalam ember dan iris-iris batang pisang.
    2. Masuka irisan tersebut pada plasitk yang sudah dilubangi sebelumnya atau dibungkus dengan kain kasa, lalu ikat jangan samapai irisan batang pisang berceceran.
    3. Masukan plastik atau kain kasa yang berisi irisan batang pisang ke dalam ember yang berisi larutan gula.
    4. Supaya tenggelam, platik atau kain kasa diberi pemberat.
    5. Tutup ember rapat-rapat.
    6. Setelah dua minggu irisan batang pisang dikeluarkan dari pembungkusnya, kemudian diremas-remas sampai airnya habis.
    7. Setelah disaring, larutan siap digunakan.

    POC dengan unsur hara K
    Kalium sangat penting bagi tanaman khususnya pada fase generatif, terutama dalam pembentukan biji, supaya biji tersebut bernas (berisi). Ciri tanaman yang kekurangan kalium adalah daun mengkerut atau keriting, timbul bercak-bercak merah kecoklatan lalu kering dan mati. Perkembangan akar lambat. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, jelek, dan tidak tahan lama.

    Bahan untuk pembuatan pupuk cair ini adalah sabut kelapa sekitar 5 kg dan air 100 liter. Sabut kelapa dicacah, lalu dimasukan kedalam drum. Setelah itu, drum diisi air dan ditutup rapat. Supaya sabut kelapa tidak berantakan, sebaiknya dimasukan kedalam wadah (seperti irisan batang pisang), diikat dan diberi pemberat agar tenggelam. Setelah dibiarkan selama dua minggu air akan berubah warna menjadi coklat kehitaman. Selanjutnya air disaring dan siap untuk digunakan.

    Aplikasi pada tanaman padi
    - Untuk merangsang pertumbuhan anakan semprotkan POC yang mengandung hara N dan P saat tanaman berumur 0-56 hari dengan interval seminggu sekali. Dosis yang digunakan untuk tangki yang berkapasitas 14 liter adalah 1 liter POC “N” ditambah 20 cc POC “P”.
    - Untuk merangsang pembungaan dan pembentukan biji yang bernas (berisi), semprot tanaman saat berumur 63 hari sampai biji padi terlihat menguning dengan interval seminggu sekali. Dosis yang digunakan adalah 40 cc POC “P” dicampur dengan 1 tangki (14 liter) POC “K”.

    BalasHapus